
TENTANG ATAKSIA
Secara umum penyakit Ataksia ini sebenarnya termasuk dalam penyakit gangguan saraf. Gejalanya muncul pada saat sistem saraf pengendali gerakan mengalami gangguan akibat adanya kerusakan. Biasanya penderita Ataksia ini mengalami gangguan kesimbangan serta koordinasi pada beberapa bagian tubuh. Hal ini disebabkan karena adanya gangguan kontrol pada otot yang mengontrol tangan dan kaki mereka atau dalam istilah latinnya disebut Glucosamine/chondroitin Arthritis Intervention Trial.
Jenis Ataksia
Hingga saat ini tercatat ada lebih dari 50 jenis gangguan Ataksia ini, namun yang umum terjadi hanya 3 jenis Ataksia yang diantaranya :
- Acquired Ataxia, merupakan Ataksia Trauma yang timbul dikarenakan penderita mengalami trauma pada saraf pusat akibat beberapa contoh penyakit yang mempengaruhi saraf pusat seperti stroke, tumor otak, kekurangan gizi, dan juga keracunan.
- Herediter Ataxia, merupakan Ataksia Keturunan yang berasal dari faktor genetik yang diwarisi oleh orang tua dan akan berkembang secara perlahan selama bertahun-tahun.
- Cerebellar Ataxia, merupakan penyakit Ataksia yang bukan dari keturunan. Melainkan otak kecil penderita mengalami kerusakan progresif secara perlahan.
Untuk jenis Ataksia Herediter yang penyebabnya adalah karena faktor turunan dari orang tua, ada satu jenis herediter ini yang sering dan umum terjadi, yakni jenis Fredriech Ataksia.
ATAKSIA FREDREICH

Pada tahun 1980an, seorang dokter bernama Nicholaus Fredreich menjelaskan bahwa penyakit yang diberi nama sama dengan dirinya ini merupakan penyakit turunan yang bisa fatal akibatnya. Penyakit yang dapat menyebabkan kerusakan progresif pada sistem saraf ini dapat menimbulkan masalah gangguan gait serta masalah sulit berbicara dan bahkan penyakit jantung. Pada dasarnya orang yang menderita gangguan ini akan terlihat mudah kikuk atau cenderung melakukan gerakan yang canggung. Secara teknis jaringan saraf tulang belakang serta saraf yang mengendalikan otot pada lengan dan kaki ini mengalami penipisan dan kehilangan serabut yang bernama Myelin. Dan hal ini dapat terjadi pada pria maupun wanita dengan tingkat resiko yang sama.
PENYEBAB ATAKSIA FRIEDREICH
Akibat dari melemahnya sinyal dari otak ke otot mengakibatkan berkurangnya koordinasi otot yang mengontrol fungsi beberapa anggota tubuh. Gangguan ini biasanya akan terlihat atau terasa saat berjalan, memegang atau mengambil sesuatu, bahkan pada gerakan mata, berbicara, dan kemampuan lainnya.
Penyebab utama dari Ataksia ini sebenarnya dikarenakan adanya kerusakan yang terjadi pada otak kecil, yang berfungsi untuk mengendalikan gerakan otot. Ada beberapa hal yang menyebabkan terjadinya kerusakan pada otak kecil ini, antara lain :
- Trauma Otak, adalah trauma yang diakibatkan dari sebuah cedera atau kerusakan otak dan sistem saraf pusat. Penyebabnya dapat terjadi karena adanya benturan keras di kepala.
- Terganggunya Sirkulasi Darah dan Oksigen ke otak.
- Multiple Sclerosis yang juga merupakan penyakit yang berpengaruh pada sistem saraf pusat.
- Keracunan akibat penggunaan obat dan zat yang bisa mengakibatkan keracunan, diantaranya konsumsi obat-obatan terlarang, minuman beralkohol, dan bahkan zat kimia yang berasal dari pengencer cat maupun logam berat.
- Kurangnya protein frataxin yang merupakan gen yang terdapat pada kromosom kesembilan, dan berfungsi untuk meregenerasi sel-sel saraf pada jaringan jantung, otak, pankreas, serta sum-sum tulang belakang.
- Pernah terkena stroke maupun penyakit yang menyerang sistem saraf pusat.
- Adanya tumor pada sel otak.
- Infeksi Bakteri pada otak seperti meningitis atau ensefalitis.
- Adanya fungsi gangguan yang berhubungan dengan kelenjar tiroid.
GEJALA Ataksia
Beberapa gejala yang terlihat atau dirasakan oleh penderita yang diakibatkan dari penyakit Ataksia ini diantaranya :
- Penderita akan kehilangan keseimbangan tubuh, sangat terlihat saat berjalan seperti :
– Jika berjalan tidak dapat tegak atau berjalan dengan normal, langkah kaki sering melebar.
– Pada saat berjalan akan mudah jatuh, bahkan meski tanpa gangguan seperti tersandung dan sebagainya. - Mengalami kesulitan saat melakukan gerakan-gerakan motorik.
- Mata penderita tidak bergerak dengan koordinasi yang baik. Pada beberapa kasus, bola mata penderita selalu mengarah atau melihat ke arah kiri.
- Cukup kesulitan saat menelan makanan dan minuman.
- Pada beberapa kasus, penderita bahkan tak dapat berjalan sama sekali.
- Dapat mempengaruhi kemampuan berbicara. Tiap berbicara akan sering melantangkan suara dengan penekanan yang tidak sewajarnya.
- Merasa kesulitan dalam melakukan aktivitas menulis. Orang yang menderita penyakit ini akan sulit mengontrol arah alat tulis, seperti contohnya tulisan akan keluar dari garis saat menulis dibuku tulis bergaris. Bahkan sampai ada yang jika melihat sebuah tulisan, tulisan tersebut terlihat memiliki bayangan.
Untuk awal pemeriksaan penyakit ataksia ini biasanya dokter akan mendiagnosa Ataksia Friedreich berdasarkan pemeriksaan secara klinis, hal ini juga termasuk dengan melihat riwayat medis si penderita dan juga melalui pemeriksaan fisik. Ada beberapa tes yang akan dilakukan, diantaranya :
- Tes genetik untuk mengidentifikasi ada tidaknya gen yang dipengaruhi, dalam hal ini adalah memeriksa ada atau tidaknya penyakit yang diwarisi dari orang tua.
- Tes darah dan urin yang berguna untuk mengetahui naiknya kadar glukosa.
- Tes ketukan tulang belakang (spinal tap) yang berfungsi untuk mengevaluasi cairan serebrospinal.
- Studi pengantaran saraf, yang bertujuan untuk mengetahui kecepatan saraf meneruskan rangsangan ke beberapa bagian tubuh yang dituju.
- Elektromiogram (EMG), yang mengukur aktivitas elektrik pada sel-sel otot.
- Elektrokardiogram (EKG), yang berfungsi untuk melihat pola denyut jantung yang berupa grafik aktivitas elektrik.
- Ekokardiogram, yang fungsinya untuk mengetahui posisi serta gerakan dari otot jantung.
- Magnetic Resonance Imaging (MRI) atau scan computed tomography yang juga disebut dengan CTscan, yang menyediakan gambar otak dan urat saraf tulang belakang untuk diagnosa lebih lanjut.
PENGOBATAN ATAKSIA FRIEDREICH
Untuk pengobatan terbaik bagi penderita Ataksia Friedreich ini adalah dengan membawanya ke dokter atau tenaga ahli. Hal ini untuk mengantisipasi bagi penderita yang kemungkinan memerlukan terapi fisik yang bertujuan untuk membangun kembali kekuatan otot untuk meningkatkan mobilitas anggota tubuhnya untuk melakukan kegiatan sehari-hari. Biasanya akan diberikan terapi berupa terapi okupasi untuk fisik dan terapi wicara untuk meningkatkan/mengembalikan kemampuan bicara si penderita.
Pastikan psikoterapi dilakukan secara berkelanjutan, lakukan selama penderita dalam tahap penyembuhan. Hal ini juga sebagai langkah untuk menghindarkan si penderita dari keadaan depresi. Jangan lupa juga untuk selalu mendampingi penderita dan memberikan motivasi serta semangat yang positif.
Semoga artikel yang mengupas tentang MENGENAL ATAKSIA, PENYAKIT GANGGUAN KOORDINASI TUBUH ini paling tidak dapat membuka wawasan kita terhadap bahaya yang ditimbulkan oleh Ataksia yang merupakan salah satu penyakit langka berbahaya yang mungkin belum pernah kita ketahui sebelumnya.