Uji Widal Pada Demam Tifoid – Widal atau uji Widal adalah prosedur uji serologi untuk mendeteksi bakteri Salmonella enterica yang mengakibatkan penyakit Thipoid. Uji ini akan memperlihatkan reaksi antibodi Salmonella terhadap antigen O-somatik dan H-flagellar di dalam darah.
Demam tifoid merupakan penyakit infeksi sistemik yang disebabkan oleh kuman batang gram negatif Salmonella typhi maupun Salmonella paratyphi A,B,C.
Penyakit ini ditularkan melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh kuman tersebut, dikenal sebagai penularan tinja-mulut (Fecaloral). Oleh karena itu penting kebiasaan untuk cara hidup bersih. Kuman masuk ke saluran cerna, usus dan kelenjar limfe usus, selanjutnya melalui aliran darah masuk ke hati dan limpa.
Di Indonesia, demam tifoid masih merupakan penyakit endemis utama. Bila timbul penyulit maka penyakit ini dapat menimbulkan kematian. Diagnosis awal amat penting untuk dapat ditegakkan agar penyakit dapat diterapi dengan adekuat untuk mencegah timbulnya penyulit yang mungkin terjadi.
Selain itu diperkirakan ada 3% orang yang terinfeksi yang akan menjadi pembawa (carrier) sehingga dapat menularkan penyakit kepada orang lain dan lingkungannya.
Pemeriksaan widal bertujuan untuk mendeteksi adanya antibodi (kekebalan tubuh) terhadap kuman Salmonela dengan cara mengukur kadar aglutinasi antibodi terhadap antigen O dan H dalam sampel darah.
Tubuh kita akan membentuk antibodi jika terpapar kuman Salmonela typhi, baik kuman yg masuk secara alamiah dan menyebabkan sakit, kuman yg masuk namun tidak menunjukkan gejala (karier) ataupun melalui vaksinasi.
Pada pasien yang saat ini tidak sedang sakitpun pemeriksaan widal mungkin saja menunjukan hasil yang positif, pada pasien yang mendapat vaksinasi tipoid hasil pemeriksaan widalnyapun bisa positif.
Perlu diperhatikan analis semua bahwa pemeriksaan widal yang positif bukan hanya terjadi pada infeksi kuman Salmonella typhi, namun juga akibat infeksi kuman Salmonella yang lain, sehingga pada saat ini pemeriksan ini tidak dapat lagi dijadikan acuan pemeriksaan yang spesifik terhadap penyakit tipoid.
PENILAIAN TES / Uji Widal Pada Demam Tifoid
Titer widal biasanya angka kelipatan : 1/32 , 1/64 , 1/160 , 1/320 , 1/640.
- Peningkatan titer uji Widal 4 x (selama 2-3 minggu) : dinyatakan (+).
- Titer 1/160 : masih dilihat dulu dalam 1 minggu kedepan, apakah ada kenaikan titer. Jika ada, maka dinyatakan (+).
- Jika 1 x pemeriksaan langsung 1/320 atau 1/640, langsung dinyatakan (+) pada pasien dengan gejala klinis khas.
Uji Widal didasarkan pada :
- Antigen O ( somatic / badan )
- Antigen H ( flagel/semacam ekor sebagai alat gerak )
Jika masuk ke dalam tubuh kita, maka timbul reaksi antigen-antibodi. ANTIBODI terhadap :
Antigen O : setelah 6 sampai 8 hari dari awal penyakit.
Antigen H : 10-12 hari dari awal penyakit.
Uji ini memiliki tingkat sensitivitas dan spesifitas sedang (moderate).
Pada kultur yang terbukti positif, uji Widal yang menunjukkan nilai negatif bisa mencapai 30 persen.
Interpretasi tes widal harus memperhatikan beberapa faktor yaitu sensitivitas, stadium penyakit; faktor penderita seperti status imunitas dan status gizi yang dapat mempengaruhi pembentukan antibodi; gambaran imunologis dari masyarakat setempat (daerah endemis atau non-endemis); faktor antigen; teknik serta reagen yang digunakan.
Tes Widal mempunyai sensitivitas dan spesifisitas moderat (± 70%), dapat negative palsu pada 30% kasus demam tifoid dengan kultur positif.
Tes Widal negative palsu dapat terjadi pada:
- Carrier tifoid
- Jumlah bakteri hanya sedikit sehingga tidak cukup memicu produksi antibody pada host.
- Pasien sudah mendapatkan terapi antibiotika sebelumnya. Pemberian antibiotika yang dilakukan sebelumnya (demam –> kasih antibiotika –> tidak sembuh dalam 5 hari –> tes Widal) sehingga dapat menghalangi respon antibodi. Padahal sebenarnya bisa positif jika dilakukan kultur darah
Tes Widal positif palsu dapat terjadi pada:
- Imunisasi dengan antigen Salmonella
- Reaksi silang dengan Salmonella non tifoid. Beberapa jenis serotipe Salmonella lainnya (misalnya S. paratyphi A, B, C) memiliki antigen O dan H juga, sehingga menimbulkan reaksi silang dengan jenis bakteri lainnya, dan bisa menimbulkan hasil positif palsu. Padahal mungkin yang positif yaitu kuman non S. typhi (bukan tifoid).
- Infeksi malaria, dengue atau infeksi enterobacteriaceae lain, tetanus, sirosis, dan lainnya.
Demikianlah ulasan mengenai uji widal pada demam tifoid, semoga bermanfaat.