Waspada, Kerupuk Berpewarna Tekstil Beredar di Pasaran – Bagi anda pengemar camilan berupa kerupuk, sebaiknya berhati-hati dalam membeli jajanan tersebut. Sebab saat ini beredar kerupuk warna-warni yang meski menarik untuk dicicipi, namun bisa berbahaya bagi kesehatan orang yang memakannya.
“Masyarakat kami minta hati-hati. Jangan tergoda dengan penganan yang dikemas warna-warni mencolok. Ternyata produsen membuat kerupuk tersebut menggunakan zat pewarna tekstil,” kata Kasi Promosi Kesehatan (Promkes) Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sragen, Triyanta, Sabtu (20/12/2014).
Triyanta mengungkap hal itu setelah tim tim gabungan terdiri atas Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sragen, Dinas Perindusterian, Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (Disperinkop dan UMKM) Sragen, Dinas Perdagangan Sragen, Kantor Ketahanan Pangan (Ketapang) Sragen, Satpol PP Sragen dan Labkesda Sragen, mengadakan razia di sejumlah pasar tradisional.
Saat berada di Pasar Gemolong, tim menemukan kerupuk atau makanan dengan warna mencolok. Setelah dicermati jenis makanan itu mengandung pewarna tekstil.
“Zat pewarna tekstil paling banyak ditemukan di kerupuk. Cukup banyak pedagang yang menjual kerupuk dengan warna mencolok. Ini perlu diwaspadai, karena bisa berbahaya jika dikonsumsi,” ujar anggota tim dari DKK Sragen, Dyah Suraeni, di sela-sela pemeriksaan.
Dyah mengatakan, sebagian makanan atau kerupuk yang diduga mengandung zat pewarna tekstil akan diperiksa kandungannya di laboratorium. Kalau jumlah kandungan warna tekstil cukup banyak, sangat berbahaya bagi kesehatan manusia.
“Dan, zat pewarna tekstil tidak bisa diproses atau diurai oleh tubuh manusia,” katanya.
Kepala Seksi (Kasi) Promosi Kesehatan (Promkes) Triyanta, mengatakan, selain di Pasar Gemolong, tim gabungan juga memeriksa tiga pasar tradisional lain di Sragen, yakni Pasar Sragen Kota, Pasar Bunder dan Pasar Masaran.
Dari tiga pasar yang dikunjungi, masih dijumpai pedagang yang menjual barang kedaluwarsa, kemasan rusak, dan pelanggaran lain. Selain itu, masih banyak juga pedagang menjual makanan dengan menggunakan zat pewarna dan pengawet makanan.
“Semua ini sangat berbahaya bagi kesehatan manusia,” ujarnya.
Memang pewarnaan makanan dengan mencolok, seperti, merah, kuning, biru muda, hijau muda, sangat menarik perhatian orang. Kesannya, makanan tersebut enak- lezat, nikmat, kalau dimakan. Kalau makanan dikemas dengan daya tarik mencolok, setidaknya mempunyai daya tarik tersendiri bagi konsumen mencicip.
Sebelumnya, kasus serupa sering terjadi di Kota Solo. DKK bersama pemangku kepentingan lain sering melakukan razia. Dan, melakukan sosialisasi berbagai media tentang bahayanya penggunaan zat pewarna tekstil untuk makanan.
Seringnya dilakukan razia, membuat produsen tak lagi memasarkan produksinya. Belakangan, produksi tersebut beredar lagi ke daerah pinggiran. Seperti, Sragen, Karanganyar, Boyolali, Sukoharjo, Klaten, dan sebagainya. (Sumber: Republika Online)
Demikianlah artikel mengenai Waspada, Kerupuk Berpewarna Tekstil Beredar di Pasaran, semoga bermanfaat. Awasi putra-putri Anda, dan pesankan pada mereka agar tidak jajan sembarangan, karena bisa jadi cemilan serupa ada di sekitar Anda.