![Cara menghadapi anak tuna rungu](https://www.infosehatkeluarga.com/wp-content/uploads/2016/01/Cara-menghadapi-anak-tuna-rungu.jpg)
Pada umumnya semua orangtua berharap turunannya atau anaknya berada dalam kondisi sempurna. Tidak sakit, tidak cacat, atau mengalami kelainan khusus yang tidak biasa, sehingga akan menghambat jalan kehidupannya di masa mendatang.
Namun kehidupan tidak selalu berjalan lurus dan sempurna. Banyak hal-hal unik yang bisa terjadi dalam kehidupan, dan ‘tangan’ Tuhan juga berkuasa untuk itu. Termasuk di dalamnya kehadiran anak-anak tanpa dosa yang punya kekurangan di dalam pendengaran. Atau yang disebut dengan anak tuna rungu.
Untuk itu, buat orangtua yang memiliki anak dengan tuna rungu, perlu melakukan hal-hal berikut ini:
- Orangtua, baik bapak dan ibu, menyiapkan mental kuat setelah mencurigai anaknya mengalami sesuatu yang berbeda dengan anak-anak lainnya. Kekompakan bapak dan ibu sangat dibutuhkan di sini.
- Orangtua, baik bapak dan ibu sebaiknya lebih meningkatkan spiritual dan lebih dekat kepada Tuhan. Orang dengan agama yang baik, hidupnya akan lebih tenang dan ikhlas dalam menjalani segala arus kehidupan.
- Orang tua segera melakukan pemeriksaan ke dokter khusus pendengaran/THT. Pemeriksaan BERA lengkap untuk mengetahui derajat gangguan pendengaran. Gangguan pendengaran dan percakapan bisa variatif, antara 27-40db.
- Ketika anak berada dalam usia sekolah, orangtua segera mencari sekolah yang bisa menerima anak tersebut dengan segala kemampuan dan keterbatasannya. Bisa di Sekolah Luar Bangsa/SLB atau sekolah umum menerapkan sistem inklusi. Termasuk menggali potensi anak, hobi minat dan keahliannya di luar sekolah.
Untuk pembelajaran di sekolah PAUD, pendidikan anak usia dini, bisa menerapkan metode maternal reflektif. Yakni metode belajar dasar guna menyiapkan anak tuna rungu untuk bisa masuk ke sekolah-sekolah umum. Misal menyebut nama-nama benda, hewan dan sebagainya. - Orangtua selalu bersikap membuka diri, menggali berbagai informasi dari segala macam sumber. Serta mengikutsertakan diri dalam komunitas orang tua dengan anak tuna rungu.
- Kembali lagi peran keluarga sangat penting. Dukungan positif, semangat yang tidak putus dan pantang menyerah dari orangtua, saudara dan anggota keluarga lainnya agar anak dengan tuna rungu bisa menjalani hidup lebih baik, mandiri dan semangat dalam segala aktifitasnya