
Tidak banyak orang yang mengenal apa sebenarnya HIV atau AIDS. Hal itu karena dipengaruhi oleh stigma, mengidap penyakit ini merupakan suatu hal yang memalukan. Sehingga untuk berhubungan dengan penyakit inipun dianggap tabu. Bahkan sekedar memeriksakan diri untuk mengetahui status HIV pun masyarakat masih banyak yang enggan.
Lalu apa sebenarnya HIV AIDS yang menjadi momok ini?

HIV (Human Immunodeficiency Virus) merupakan virus yang menyerang sel darah putih sehingga kekebalan tubuh menurun. Sedangkan AIDS (Acquired Immune Defeciency Syndrome) adalah sekumpulan penyakit yang muncul akibat menurunnya daya tahan tubuh tersebut. Daya tahan tubuh yang melemah akan membuat orang tersebut sering terserang berbagai penyakit, seperti TBC, peradangan kulit, gangguan pada otak, dan berisiko mengidap kanker atau penyakit berbahaya lainnya yang mungkin saja mengakibatkan kematian.
Apa gejala yang muncul jika seseorang tersebut terjangkit virus HIV ini?
Pada mulanya tidak ada gejala khusus yang dapat menunjukkan seseorang telah terjangkit HIV. Hal ini membuat orang yang berisiko terjangkit tidak menyadari bahwa dirinya telah terjangkit virus tersebut. Pada masa 1 atau 2 bulan, virus tersebut memasuki tubuh, orang tersebut akan mengalami gejala seperti flu. Namun setelah itu, gejala tersebut bisa saja tidak muncul selama bertahun- tahun setelah terinfeksi.
Gejala lain ketika seseorang telah terjangkit HIV yaitu, demam disertai kelelahan dan pembengkakan pada kelenjar getah bening, ruam kuku, diare yang terus menerus, penurunan berat badan secara drastis, batuk kering, kebingungan dan sulit berkonsentrasi, dan pada tahap akhir HIV orang tersebut akan mengalami kesemutan dan mati rasa.
Lalu bagaimanakah cara virus HIV ini menular?
- Penyakit ini dapat ditularkan melalui “hubungan” tanpa pengaman.
- HIV ditularkan melalui ibu yang positif HIV kepada bayi yang ia kandung. Karena, pada masa kehamilannya anak menyerap nutrisi dari ibunya. Selain itu, bisa juga menular dari ASI yang diberikan dari si ibu.
- Berasal dari transfusi darah yang sudah tercemar HIV. Namun hal ini jarang sekali ditemui, karena pihak rumah sakit atau PMI pasti akan mengecek terlebih dahulu status darah tersebut sebelum ditransfusikan.
- HIV dapat juga menular melalui jarum suntik. Jarum suntik yang tidak disterilkan atau jarum suntik yang digunakan bersama (biasanya digunakan oleh kalangan pengguna obat terlarang) berisiko tinggi dapat menularkan virus berbahaya ini.
Lalu apakah penyakit AIDS ini dapat di obati?
Untuk saat ini belum ada obat yang dapat benar- benar menyembuhkan penyakit ini. Tapi, pihak medis telah menemukan obat yang dapat menekan pertumbuhan HIV dalam tubuh. Sehingga daya tahan tubuh dapat kembali normal. Jadi, sangat penting untuk mengetahui status HIV seseorang sedini mungkin, agar gejala AIDS dapat dihindari.
Di manakah kita bisa melakukan tes HIV?
Layanan tes HIV dapat dilakukan di klinik khusus yang bernama VCT (Voluntery Counseling and Testing). Biasanya berupa tes darah, untuk memastikan adanya antibody HIV dalam sampel darah. Tes ini, bersifat sukarela dan rahasia. Sebelum mengadakan tes, akan dilakukan konseling terlebih dahulu untuk mengetahui tingkat risiko infeksi, dan diarahkan bagaimana nantinya bersikap setelah mengetahui hasil tes.
Selain dilakukan di klinik khusus, akhir- akhir ini banyak lembaga baik pemerintah, swasta, maupun partai politik yang mengadakan layanan tes HIV gratis. Khususnya saat mendekati hari AIDS dunia yang diperingati pada tanggal 1 Desember.
Jadi tidak ada salahnya kita melakukan tes HIV untuk mengetahui kondisi tubuh kita sebenarnya. Jika terdapat masalah pada kesehatan kita, dapat segera ditanggulangi, dan jikapun sehat kita tidak merugi.
Memusuhi HIV dan AIDS bukan berarti menjauhi pengetahuan dan penderitanya. Tapi mencegah penyebarannya. Setidaknya, mulai dari diri sendiri dan keluarga kita. Jauhi hal-hal yang berisiko terkena HIV, dan terapkan pola hidup bersih dan sehat.
Demikianlah informasi tentang HIV/AIDS, semoga bermanfaat.