Infosehatkeluarga.com – Belakangan ini, semakin banyak kasus penyakit DBD atau Demam Berdarah Dengue. Seperti yang kita ketahui, DBD disebabkan oleh virus Dengue yang menyebar melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Oleh karena itu, pengetahuan mengenai daur hidup nyamuk sangatlah penting untuk mencegah penyakit DBD.
Baca juga: Mengobati Demam Berdarah Secara Alami/.
Nyamuk merupakan hewan yang termasuk ke dalam Filum Arthropoda, kelas Insecta, dan Ordo Diptera. Sama seperti daur hidup lalat dan beberapa serangga terbang, nyamuk juga memiliki metamorphosis sempurna. Hal ini ditandai dengan fase pupa atau kepompong.
Daur Hidup Nyamuk Aedes Aegypti Penyebab DBD
Daur hidup nyamuk dimulai ketika nyamuk dewasa berkembang biak. Sang jantan akan mengawini nyamuk betina sebelum ia terbang dan menghisap darah. Kemudian, sang betina akan bertelur dan lanjutkan dengan fase–fase berikut ini.
Fase daur hidup nyamuk yang pertama ialah telur. Seperti yang kita ketahui, nyamuk berkembang biak dengan cara bertelur. Dalam satu kali bertelur, nyamuk betina dapat menghasilkan lebih dari 300 butir telur dengan ukuran yang hampir tak terlihat oleh manusia.
Proses bertelur pada nyamuk juga sangat bergantung dengan air. Layaknya daur hidup katak, nyamuk juga menempatkan telur di dalam genangan air. Dalam waktu satu hingga 2 hari, semua telur ini akan menetas dan memasuki tahap selanjutnya. Hal inilah yang menyebabkan genangan air dapat memicu penyakit DBD.
Ketika kita melewati genangan air, sering kali kita melihat titik-titik kecil yang bergerak. Titik–titik tersebut merupakan larva atau yang sering kita sebut dengan jentik nyamuk.
Jentik nyamuk harus hidup di atas permukaan air. Mereka akan hidup dalam jangka waktu kurang lebih 8 hingga 10 hari. Jentik nyamuk akan memangsa semua organisme dalam air. Selain itu, tidak menutup kemungkinan mereka juga akan saling memangsa satu sama lain untuk dapat bertahan hidup.
Berbeda dengan daur hidup capung yang tidak sempurna, nyamuk termasuk serangga terbang dengan metamorphosis sempurna. Hal ini dikarenakan hewan ini melewati fase Pupa atau kepompong sebelum menjadi nyamuk dewasa.
Fase Pupa dalam daur hidup nyamuk hanya berlangsung selama 2 hari saja. Dalam fase ini, nyamuk mulai bernafas menggunakan tanduk Thorakis dalam tubuhnya. Selain itu, fase Pupa ini juga menjadi fase terakhir nyamuk hidup di permukaan air. Ketika keluar dari kepompongnya, jenis kelamin dari nyamuk juga baru dapat diidentifikasi.
Fase terakhir dalam daur hidup nyamuk tentunya ketika ia memasuki tahap nyamuk dewasa. Pada fase inilah, nyamuk Aedes Aegypti mulai menyebarkan virus Dengue melalui gigitannya.
Bagian mulut nyamuk berbentuk seperti jarum yang menusuk jaringan kulit manusia. Mereka akan menghisap darah sebanyak–banyaknya demi memenuhi kebutuhan protein dalam tubuh nyamuk. Nyamuk jantan memiliki umur hidup hingga 10 hari, sedangkan nyamuk betina memiliki umur dari 42 hingga 56 hari.
Baca juga: 8 Cara Mengusir Nyamuk secara Alami yang Ampuh.
Penggunaan Obat Nyamuk Bakar Untuk Mencegah Gigitan Nyamuk
Keberadaan nyamuk di sekitar kita memang sering kali mengganggu. Selain gigitannya yang menimbulkan rasa gatal, suara terbang nyamuk juga sering kali membuat kita terganggu. Oleh karena itu, penggunaan obat nyamuk bakar menjadi salah satu jalan keluar untuk mencegah gigitan nyamuk.
Namun, obat nyamuk juga memiliki banyak kandungan bahan kimia yang dapat membahayakan paru–paru manusia bila terhirup. Di balik manfaatnya untuk mencegah penyakit DBD, obat nyamuk juga dapat memberikan dampak buruk untuk kesehatan manusia dalam jangka panjang.
Oleh karena itu, jika kalian ingin menggunakan obat nyamuk bakar untuk mencegah daur hidup nyamuk, ada baiknya kalian mengikuti beberapa tips berikut ini.
- Perhatikan kandungan bahan kimia di dalam obat nyamuk
- Pastikan jarak antara obat nyamuk dengan manusia tidak terlalu dekat
- Gunakan obat nyamuk bakar di ruangan dengan sirkulasi yang baik
- Hindari obat nyamuk dari jangkauan ibu hamil
- Usahakan masuk ke ruangan setelah asap obat nyamuk hilang
- Jangan terlalu lama berada di dekat jangkauan asap obat nyamuk
Menanam Tanaman Anti Nyamuk Untuk Mencegah DBD
Sebuah peribahasa mengatakan, “ Mencegah lebih baik daripada mengobati “. Daripada harus menggunakan obat nyamuk bakar yang dapat membahayakan, lebih baik kita menanam tanaman anti nyamuk untuk mencegah penyakit DBD.
Ada banyak jenis tanaman hias yang memiliki fungsi lain sebagai pengusir nyamuk. Oleh karena itu, berikut ini ada 6 tanaman anti nyamuk yang dapat mencegah meningkatnya daur hidup nyamuk.
Lavender
Mungkin kalian sudah tidak asing lagi dengan tanaman lavender. Ya, banyak obat nyamuk bakar maupun lotion yang memiliki kandungan lavender di dalamnya.
Memang, lavender dapat menghasilkan aroma yang tidak disukai oleh nyamuk. Menanam lavender secara langsung pun sama efektifnya dengan menggunakan obat nyamuk yang mengandung lavender.
Serai wangi
Serai merupakan salah satu tanaman yang sering digunakan sebagai tambahan rempah dalam masakan. Namun, berbeda dengan serai pada umumnya, jenis tanaman serai wangi tidak dapat kalian gunakan dalam memasak.
Serai wangi lebih banyak dijadikan obat kulit atau pun organ dalam. Sesuai dengan namanya, tanaman ini akan menghasilkan wewangian yang lumayan tajam. Tak heran, nyamuk tidak suka berada di antara tanaman ini.
Kecombrang
Tanaman anti nyamuk berikutnya ialah kecombrang. Sama dengan serai, tanaman ini juga sering dicampurkan sebagai bumbu makanan.
Kecombrang sebenarnya merupakan bunga dari tanaman jahe. Namun, tidak banyak orang yang mengetahui cara menanam kecombrang dengan benar hingga berbunga. Oleh karena itu, bibit tanaman ini dijual dengan harga yang cukup mahal.
Bawang Putih
Semua orang pastinya mengetahui apa itu bawang putih. Namun tidak semua orang tahu bagaimana bentuk tanaman bawang putih.
Sama seperti umbinya, tanaman bawang putih juga menghasilkan bau yang sangat khas. Bahkan bukan hanya nyamuk, beberapa orang pun tidak menyukai bau dari tanaman yang satu ini. Fungsi tanaman bawang putih ialah untuk mencegah nyamuk betina bertelur di sekitar tanaman tersebut dan memulai daur hidup nyamuk yang baru.
Kamboja
Di Indonesia, kamboja sering kali dikaitkan dengan hal–hal mistis. Padahal, para peneliti di luar negeri telah mengembangkan manfaat dari tanaman ini sebagai tanaman anti nyamuk.
Jika diperhatikan, kita jarang dikelilingi nyamuk di area pemakaman. Padahal, ada banyak genangan air maupun sampah yang berserakan. Hal ini dikarenakan aroma yang dihasilkan oleh bunga kamboja di sekitar pemakaman.
Kayu putih
Tanaman anti nyamuk yang terakhir ialah kayu putih. Memang, tanaman ini dapat menjadi tanaman hias yang disimpan di dalam pot. Bila ditanam langsung ke tanah, kayu putih dapat tumbuh menjadi pohon dengan ukuran cukup besar.
Selain dapat menjadi anti nyamuk, wangi yang dihasilkan oleh kayu putih juga dapat menjadi aromaterapi di sekitar rumah.
Demikianlah artikel mengenai daur hidup nyamuk yang dapat menyebabkan DBD. Selalu perhatikan genangan air yang ada di sekitar kalian. Tidak menutup kemungkinan terdapat telur nyamuk yang berkembang dalam genangan tersebut.