Tubuh manusia akan selalu mempertahankan keadaan suhu normal dengan suatu sistem tubuh yang sempurna sehingga dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi di luar tubuh manusia tidak melebihi 20% untuk kondisi panas dan 35% untuk kondisi dingin. Tubuh manusia dapat menyesuaikan diri karena kemampuannya untuk melakukan proses konveksi, radiasi, penguapan jika terjadi kekurangan atau kelebihan panas yang membebaninya.
Secara fisiologis jika suhu di sekeliling sangat dingin akan terjadi perbedaan suhu yang sangat mencolok pada bagian kulit. Keadaan ini menyebabkan ketidaknyamanan pada tubuh. Ketidaknyamanan yang berasal dari luar akan mengakibatkan perubahan fungsional organ sebagai respon alami yang bertujuan untuk menyesuaikan tubuh dengan ketidaknyamanan tersebut. Misalnya saja suhu panas yang berlebihan akan mengakibatkan rasa letih dan kantuk, mengurangi kestabilan dan meningkatkan jumlah angka kesalahan kerja, sebaliknya kondisi dingin yang berlebihan akan meningkatkan rasa malas untuk istirahat, yang akan mengurangi kewaspadaan dan konsentrasi terutama berkaitan dengan pekerjaan yang menuntut kesiapan mental. Kondisi yang berlebihan akan meningkatkan stimulasi tubuh manusia untuk melakukan aktivitas yang menghasilkan “internal heat” yang lebih tinggi.
Tekanan hawa dingin (Cold stress) adalah suatu gabungan antara kondisi suhu (dingin), kecepatan angin, dan kelembaban yang membahayakan tubuh. Cold stress dapat terjadi pada suhu <18’C. Akibat dari cold stress ialah terjadi respon fisiologis yang bertujuan untuk mengatur agar suhu tubuh tidak menurun, respon ini disebut cold stress (vasokonstruksi, menurunnya jumlah keringat).
Kemampuan manusia untuk bekerja di tempat dingin tergantung pada integritas fungsi otak dan fungsi kaki. Tanda umum yang biasanya muncul bila terkena hawa dingin ialah pendinginan otak kemudian tidak terkoordinasi, pendinginan kaki dan bagian tangan, hasilnya terjadi kekakuan. Akibat dari semua itu, seseorang akan sulit untuk melakukan pekerjaannya.
Respon Tubuh terhadap Tekanan Dingin (Cold Stress)
Gangguan Kesehatan Akibat Tekanan Dingin (Ilustrasi/pixabay)Paparan akut suhu dingin terhadap tubuh menimbulkan dua respon utama yaitu respon isolasi badan yang terganggu dan produksi panas yang meningkat. Sistem isolasi meningkat seiring meningkatnya aliran darah ke kulit yang terjadi secara cepat pada jari tangan, jari kaki, telinga dan hidung. Keadaan vasokonstruksi ini menyebabkan ekstrimitas menjadi dingin. Pendinginan kulit menyebabkan seseorang menjadi menggigil. Hal ini merupakan respon darurat terhadap peningkatan produksi panas disertai dengan kontraksi otot yang tidak terkoordinasi. Jika keadaan ini dibiarkan akan terjadi penurunan suhu otak dengan cepat. Berikut adalah respon tubuh terhadap perubahan suhu lingkungan:
Suhu tubuh (derajat Celcius) |
Tanda-tanda klinis |
37,6 37 36
35 34 33 32-31
30-29
28
27 26 25 24-23 22-21 20-19
18
17-16 |
Suhu rectal normal Suhu oral normal Metabolise tubuh meningkat dan upaya mengkompensasi panas tubuh hilang Menggigil (maksimum shivering) Kesadaran penderita masih baik dan tekanan darah normal Hypothermia parah Kesadaran penderita menurun, pupil amat lebar tetapi masih bereaksi terhadap cahaya, tekanan darah sulit diukur dan penderita mulai berhenti menggigil Penurunan tekanan darah yang progresif : otot-otot menjadi kaku, denyut nadi dan tekanan darah sulit diukur frekuensi pernapasan menurun Fibrilasi ventrikel jantung mungkin terjadi dan kepekaan otot jantung meningkat Pupil tidak menunjukkan reaksi terhadap cahaya, menghilangnya refleks tendon, voluntary motion ceases Penderita biasanya tidak sadar Fibrilasi ventrikel jantung dapat terjadi secara spontan Sembab paru Risiko terserang fibrilasi ventrikel jantung maksimum Jantung berhenti berdenyut Suhu terendah dimana korban mengalami accidental hypothermia dapat sembuh kembali Isoelectric electerocephaloga Suhu terendah dimana penderita mengalami hypothermia buatan masih dapat sembuh |
Reaksi akut dari tubuh terhadap tekanan dingin adalah hypothermia (systemic cold stress) dan frostbite (local cold stress). Hypothermia terjadi bila tubuh kehilangan panas secara cepat melebihi kemampuannya dalam memproduksi panas metabolisme.
Hipotermia biasanya terjadi bila seseorang terpapar suhu yang sangat rendah dan orang tersebut melakukan latihan fisik. Keadaan ini terjadi ketika yang bersangkutan mengalami kepayahan, sehingga mekanisme perlindungan terhadap mekanisme suhu yang rendah yaitu penyempitan pembuluh darah (vasocontrictive protective mechanism) akan terganggu. Sebagai akibat terganggunya mekanisme perlindungan ini maka secara tiba-tiba dapat terjadi vasodilatasi sehingga tubuh akan kehilangan panas dan akhirnya penderita akan mengalami koma. Tanda peringatan dari hipotermia meliputi mual, lelah, pusing, euphoria. Pekerja juga mengalami sakit di bagian tangan dan kaki menggigil.
Secara klinis, status hipotermia mulai dirasakan ketika suhu tubuh jatuh sekitar 35’C. Di bawah ini risiko kematian menjadi semakin meningkat ditandai dengan detak jantung yang berhenti (cardiac arrest).
Sementara local cold stress / Frostbite terjadi bila seseorang terpapar suhu rendah atau kontak dengan benda-benda yang sangat dingin. Pada kejadian ini, tangan dan kaki mengalami pembekuan dengan adanya pembentukan kristal es di dalam jaringan dan merusaknya. Apabila kaki dan tangan tidak mengalami luka berat, maka kaki dan tangan bisa dihangatkan (dipanaskan), namun dalam keadaan kronis akan merasakan sakit atau nyeri, mati rasa atau terjadi warna yang abnormal berlanjut selama bertahun-tahun. Dalam keadaan yang ekstrim, gangrene dapat terjadi dan selanjutnya bila perlu diamputasi. Gangrene adalah kondisi serius yang terjadi akibat nekrosis (jaringan mati).
Frostbite ditandai oleh eritema, trombosit, cyanosis dan gangrene. Frostbite terutama ditemukan di daerah hidung, telinga, pipi, jari tangan, dan jari kaki. Bagian yang beku Nampak pucat dan mengkilat seperti malam, namun keluhan sakit jarang ditemukan. Berbagai tingkat kerusakan jaringan menyerupai luka bakar. Kondisi ini menunjukkkan bahwa dingin telah mengerutkan pembuluh darah sampai pada suatu tingkat di mana sirkulasi darah normal tidak dapat dengan cepat dipulihkan.
Gangguan Kesehatan Akibat Paparan Tekanan Dingin
Seseorang yang dalam keadaan sehat secara fisik mampu menghadapi suhu dingin dengan bahaya yang sangat kecil terhadap serangan tanpa pembekuan (frostbite) dan penurunan suhu tubuh (hipotermia). Individu yang sangat muda, yang sangat tua, yang menderita gangguan kardiovaskular atau gangguan aliran darah, atau yang secara emosional / fisik mengalami gangguan karena obat-obatan atau alkohol atau mereka yang tidak aktif merupakan orang-orang yang berada dalam bahaya terbesar saat cuaca menjadi semakin dingin.
Gangguan kesehatan lain yang muncul akibat paparan tekanan dingin selain hipotermia dan frostbite adalah sebagai berikut :
- Chilblains (pernio) ditandai dengan eritema dan pembengkakan setempat yang terjadi secara berulang yang disebabkan oleh paparan suhu rendah. Chilblains bahkan dapat terjadi pada pemaparan suhu udara lingkungan yang tidak terlalu rendah dan orang yang bersangkutan menderita gangguan sirkulasi darah tepi. Tanda dari penyakit ini ialah rasa gatal, kulit terasa terbakar, berwarna kemerah-merahan dan akan hilang bila kulit ditekan
- Trenchfoot adalah gangguan akibat suhu dingin sehingga terjadi kerusakan pada anggota badan terutama kaki oleh kelembapan atau dingin. Awalnya pada kaki penderita akan merasakan kesemutan, kaku dan kaki berat, bila terlalu lama gangrene dapat terjadi pada kaki (kerusakan pada jaringan-jaringan tubuh).
Semoga informasi tentang bahaya tekanan hawa dingin di atas bermanfaat bagi pembaca sehingga pembaca bisa mengantisipasi lebih dini apabila terjadi penurunan suhu lingkungan secara drastis ataupun Anda terpaksa harus bekerja di suhu udara di bawah rata-rata, karena bagaimanapun mencegah lebih baik daripada mengobati dan hanya Anda pribadi yang bisa mengantisipasi kondisi diri.
Sumber :
- ACGIH (American Conference of Governmental Industrial Hygiene), Threshold Limit Values for Physical Agents in the Environment, 1986
- Hestyn Amalia. 2005. Beberapa Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Akibat Cold Stress.
- Surabaya: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Surabaya.
- id.m.wikipedia.org/wiki/gangren
- Soeripto M. 2008. Higiene Industri. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia