Benarkah Makanan Kaleng Pemicu Kanker?
Beberapa waktu lalu, sebuah lembaga penyantun penderita kanker di Inggris telah mengirimkan surat resmi kepada beberapa perusahaan makanan besar untuk tidak menggunakan bahan kimia BPA dalam makanan kaleng.
Hal ini sebagai respon sebuah studi yang masih menemukan banyak kandungan BPA di beberapa makanan kaleng yang diteliti.
Sekitar dua pertiga dari 200 makanan kaleng yang diteliti di Amerika telah terbukti positif mengandung BPA, padahal banyak dari makanan itu dihasilkan oleh produsen makanan terkemuka yang berjanji akan menghentikan penggunaan BPA dalam produksi makanan kemasan kaleng mereka.
Apa itu BPA?
BPA singkatan dari bisphenol-A, sebuah senyawa kimia buatan yang biasa digunakan untuk memakai kemasan plastik untuk makanan dan minuman. BPA juga kerap digunakan untuk membuat resin epoksi dalam makanan atau minuman dalam kemasan kaleng.
BPA dapat mengganggu sistem hormon pada manusia, akan tetapi beberapa lembaga pengatur makanan seperti European Food Safety Authority (EFSA) dan US Food and Drug Administration (FDA) dan Health Canada mengatakan bahwa paparan BPA dalam jumlah yang sangat sedikit tidak membahayakan untuk tubuh.
Akan tetapi tidak sedikit penelitian ilmiah yang menunjukkan sebaliknya, bahwa kandungan sedikit dari BPA pun sudah berdampak buruk bagi tubuh, oleh karena itu beberapa negara seperti Kanada, negara-negara anggota Uni Eropa,
Cina dan Amerika telah melarang penggunaan BPA dalam botol bayi dan berbagai tempat makanan bayi. Apalagi baru-baru ini ditemukan oleh peneliti dari Belanda bahwa BPA dalam memberikan pengaruh buruk kepada sistem imun anak dan bayi yang tengah dikandung.
Selain itu, organisasi Breast Cancer di Inggris telah mengutip beberapa penelitian yang menghubungkan konsumsi BPA dengan kejadian kanker payudura, kanker prost*t, penyakit jantung, kegemukan dan diabetes.
Kemudian penelitian yang dilakukan oleh LaPensee di tahun 2009 memperlihatkan bahwa BPA mengurangi kerja obat kemoterapi seperti sisplatin, doksirubisin dan vinblastin sehingga pengobatan kanker menjadi kurang efektif.
Bagaimana menghindari konsumsi BPA ke dalam tubuh kita?
Dianjurkan agar konsumen lebih memilih kemasan makanan yang terbuat dari gelas atau non-kaleng sebisa mungkin.
Kemudian apabila Anda kerap menyimpan makanan atau minum dari kemasan plastik pastikan kemasan itu dibuat oleh pabrik yang dapat diandalkan kualitas barangnya karena bisa saja tertera tulisan “Free BPA”atau bebas BPA akan tetapi yang dimaksud ialah BPA dalam kadar tertentu.
Atau produsen mengganti BPA dengan BPS atau BPF (Bisphenol S dan F) yang juga masih membahayakan bagi tubuh karena memiliki efek yang mirip dengan BPA.
Teliti membeli susu formula atau susu bubuk dalam kemasan kaleng. Banyak perusahaan susu terkemuka sudah menerapkan bebas BPA dalam kemasan kalengnya.
Utamakan mengonsumsi makanan atau minuman dari kemasan selain kaleng, seperti gelas, porselen atau stainless steel.
Jangan panaskan plastik yang mengandung BPA di microwave, karena suhu yang panas dapat membuat BPA terkontaminasi ke dalam makanan.
Untuk alasan yang sama hindarkan untuk menuangkan air mendidih ke dalam botol susu ketika menyiapkan susu formula untuk anak dan lebih baik mencuci botol, dan tempat makanan dan minuman dengan manual (air hangat dan sabun cuci).
Satu hal lagi, hindarkan kemasan makanan plastik dengan kode recycle 3 atau 7 yang biasanya tertera di dasarnya karena biasanya mengandung BPA.
Adaptasi dan terjemahan dari
- http://www.telegraph.co.uk/food-and-drink/healthy-eating/does-canned-food-cause-cancer/,
- http://www.webmd.com/children/bpa?page=3