Obat pengencer darah sangat direkomendasikan untuk penderita polisitemia alias penyakit darah kental. Kondisi ini tergolong berbahaya karena dapat menyebabkan pengidapnya mengalami komplikasi serius hingga kehilangan nyawa.
Pengentalan darah sendiri merupakan proses yang terjadi secara normal ketika tubuh terluka. Walaupun pada sebagian orang, proses tersebut tidak selalu diawali dengan kemunculan luka.
Pengentalan atau penggumpalan darah merupakan proses yang penting. Namun, jika berlebihan bisa berdampak buruk bagi kesehatan.
Pengertian Darah Kental
Darah kental yang dikenal pula dengan istilah polisitemia atau hiperkoagulasi atau trombofilia adalah kondisi yang terjadi akibat meningkatnya produksi sel darah, baik sel darah merah, sel darah putih maupun keping darah melewati batas normal.
Kondisi ini menyebabkan darah dalam tubuh pengidap lebih mudah menggumpal atau mengalami pembekuan. Ada beberapa hal yang menjadi pemicunya, antara lain hipertensi, hipoksia (kekurangan kadar oksigen dalam sel), kegemukan atau obesitas, stress atau mutasi gen di sel induk yang ada di sumsum tulang (polisitemia vera).
Pengentalan darah bisa meningkatkan risiko penyumbatan pada pembuluh darah, yakni vena atau arteri. Seperti yang kita tahu, adanya sumbatan pada pembuluh darah dapat memicu terjadinya komplikasi, seperti serangan jantung dan stroke.
Normalnya, pembekuan darah, yaitu proses penggumpalan darah yang mengalami perubahan bentuk dari cairan menjadi gel atau agak padat, bisa mencegah tubuh kehilangan terlalu banyak darah ketika terjadi sayatan atau luka.
Tapi, sebagaimana yang sudah disampaikan di awal, pada beberapa kasus, kondisi itu tidak cuma terjadi saat tubuh tersayat atau luka. Darah juga menggumpal di pembuluh darah karena kondisi tertentu. Akibatnya, darah tidak dapat mengalir dengan baik.
Trombosis atau gumpalan darah yang terbentuk pada pembuluh darah merupakan masalah yang paling sering ditimbulkan oleh darah kental. Ia bisa berkembang serta berpindah ke bagian tubuh lainnya atau disebut dengan emboli.
Nah, emboli ini sangat membahayakan nyawa penderita. Emboli yang paling umum terjadi ialah emboli paru, yakni saat gumpalan darah bergerak ke paru-paru.
Polisitemia sendiri merupakan gangguan kesehatan yang umum terjadi. American Society of Hematology menyebutkan bahwa ada sekitar 900.000 orang yang menderita penyakit darah kental, di mana terdapat 100.000 kasus setiap tahunnya yang berakhir dengan kematian.
Umumnya, kondisi tersebut dialami oleh orang-orang yang lanjut usia serta memiliki masalah kesehatan tertentu.
Penyebab Darah Kental
Masing-masing orang mempunyai kekentalan darah yang berbeda. Hal itu dipengaruhi oleh berbagai faktor, di mana yang paling besar ialah bentuk sel darah merah. Faktor lain, yaitu inherited atau bersifat genetik hingga acquired atau yang didapat ketika pengidap berusia dewasa. Berikut penjelasannya:
Faktor Genetik
Lab Tests Online membagikan artikel mengenai jenis-jenis kondisi darah kental yang disebabkan oleh faktor genetik alias diwariskan beserta pemicunya, antara lain:
- Faktor V Leiden. Merupakan kondisi darah kental yang disebabkan oleh gen cacat. Jenis ini paling umum terjadi dan cenderung dijumpai pada orang-orang berkulit putih Amerika serta Eropa.
- Prothrombin 20210. Mutasi gen prothrombin, yakni jenis darah kental yang disebabkan oleh gen cacat yang diturunkan. Prothrombin sendiri adalah protein yang membantu darah mengental. Nah, orang yang memiliki gen cacat umumnya menghasilkan terlalu banyak prothrombin. Alhasil, risiko pembekuan darah, seperti DVT, semakin besar.
- Defisiensi protein C, protein S dan antithrombin. Ketiganya ialah zat alami yang berguna untuk mencegah antikoagulan atau pembekuan darah. Ketika tubuh kekurangan protein-protein tadi, kecenderungan untuk mengalami darah kental kian bertambah.
Faktor Acquired
Penyakit darah kental tidak selamanya disebabkan oleh faktor genetik atau diturunkan oleh anggota keluarga yang lain. Gaya hidup dan kondisi-kondisi medis tertentu juga bisa menjadi pemicunya.
Misalnya, sindrom antifosfolipid, yaitu gangguan sistem imun tubuh yang dikenal pula dengan sindrom Hughes. Tubuh seseorang menghasilkan antibodi yang tidak bisa mengendalikan fosfolipid, yakni molekul lemak yang berperan dalam menjaga konsistensi darah.
Sehingga, antibodi akan mengikat fosfolipid dan meningkatkan risiko pembekuan darah. Umumnya, kondisi ini menyebabkan munculnya gumpalan darah di pembuluh arteri atau vena.
Selain kondisi tersebut, hal lain yang memicu penyakit darah kental ialah:
- Mengonsumsi obat-obatan atau menjalani terapi tertentu, seperti kontrasepsi atau terapi hormon,
- Mengalami aterosklerosis atau pengerasan arteri,
- Menderita aritmia,
- Mengidap serangan jantung,
- Mengalami gagal jantung,
- Menderita penyakit arteri perifer,
- Mengalami polisitemia vera,
- Obesitas,
- Hamil,
- Terlalu lama duduk atau bed rest,
- Mengonsumsi makanan siap saji dan produk olahan, serta
- Mempunyai kebiasaan merokok dan minum alkohol,
Sementara itu, ada hal-hal yang menyebabkan kekentalan darah menurun, antara lain:
- Pengaruh obat-obatan, semisal obat pengencer darah tanpa dosis yang sesuai dari dokter,
- Terkena lupus, dan
- Mengalami gangguan pada sumsum tulang belakang.
Faktor Risiko
Pengentalan darah bisa terjadi pada siapapun, dari berbagai kelompok ras maupun usia. Tapi, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risikonya, yakni:
- Berusia lanjut,
- Mempunyai orang tua atau anggota keluarga lain yang menderita penyakit kelainan darah,
- Mengidap tekanan darah tinggi,
- Memiliki kolesterol tinggi,
- Menderita penyakit jantung,
- Mempunyai penyakit diabetes,
- Mengonsumsi obat-obatan tertentu, seperti tamoxifen, heparin, obat hormonal serta pil KB,
- Pernah mengalami cedera, seperti patah tulang kaki.
- Jarang menggerakkan tubuh dan
- Memiliki kebiasaan merokok.
Namun, ingat, mempunyai satu atau beberapa faktor risiko di atas bukan berarti membuat kamu akan terkena penyakit darah kental. Bahkan, pada beberapa kasus, ada yang mengalami kondisi tersebut meskipun tidak mempunyai satupun faktor risiko.
Gejala Penyakit Darah Kental
Sebagian besar pengidap polisitemia pada awalnya tidak merasakan gejala yang begitu berarti. Gejala tersebut biasanya muncul saat darah telah menggumpal serta menyumbat peredaran darah. Tapi, umumnya, mereka akan mengalami beberapa hal berikut:
- Pusing atau sakit kepala,
- Tubuh lemah,
- Keringat berlebihan,
- Gatal, apalagi sesudah mandi dengan air hangat,
- Sesak napas, terutama saat sedang berbaring,
- Rasa sebah atau kembung di perut bagian kiri atas karena pembesaran organ limpa,
- Pembengkakan yang disertai rasa nyeri pada salah satu sendi, biasanya sendi ibu jari kaki,
- Kebas atau baal dan kesemutan di bagian tangan, lengan, kaki atau tungkai, dan
- Penglihatan serta kemampuan bicara menurun.
Jika menurut letak terjadinya penggumpalan darah, gejala yang ditimbulkan antara lain:
Pada Pembuluh Arteri
Penggumpalan darah yang terjadi di pembuluh arteri disebut dengan trombosis arteri. Kondisi ini bisa menyebabkan masalah yang lebih serius, loh! Jaringan atau organ tubuh yang tidak menerima aliran darah dan oksigen yang cukup berisiko alami kerusakan.
Apabila pembekuan darah terletak di pembuluh arteri di organ jantung, penderita dapat mengalami serangan jantung. Gejala trombosis arteri sendiri di antaranya:
- Sakit kepala,
- Mual,
- Dada terasa nyeri,
- Sulit bernapas,
- Berkeringat,
- Mengalami gangguan pencernaan,
- Rasa sakit di area rahang, lengan atau punggung, dan
- Pingsan.
Darah kental juga bisa mempengaruhi otak, menyebabkan aliran darah di area tersebut terganggu. Kondisi ini berpotensi mengakibatkan stroke atau TIA (transient ischemic attack). Tanda-tandanya, yaitu:
- Pusing berkelanjutan,
- Lemah atau mati rasa di salah satu sisi tubuh,
- Penglihatan berkurang,
- Kemampuan berbicara menurun,
- Sulit menelan sesuatu,
- Kebingungan, dan
- Kejang.
Pada Pembuluh Vena
Pengentalan darah di bagian ini dikenal dengan istilah trombosis vena dalam atau DVT (deep vein thrombosis). Umumnya, kondisi tersebut menimbulkan gejala-gejala, seperti nyeri, kemerahan dan bengkak. Tidak jarang pula terdapat hematoma atau memar di area yang mengalami pembekuan.
Lengan dan kaki merupakan bagian yang paling sering mengalami DVT. Biasanya, cuma salah satu lengan atau kaki saja yang terdampak. Tanda-tanda yang muncul antara lain:
- Kemerahan atau memar biru,
- Bengkak,
- Bagian yang bengkak terasa hangat dan lunak ketika disentuh,
- Rasa nyeri, dan
- Warna kulit berubah.
Gejala bengkak serta kemerahan kadang membuat dokter kesulitan dalam mengambil keputusan, apakah hanya infeksi atau memang terdapat DVT.
Selain lengan dan kaki, ginjal adalah organ tubuh yang bisa mengalami pengentalan darah. Gejalanya, yaitu:
- Demam,
- Sesak napas,
- Mual dan muntah,
- Pinggang atau punggung terasa nyeri,
- Kaki bengkak dan
- Urine bercampur darah.
Pada Paru-paru
Sebagaimana yang sudah disampaikan, pengentalan darah di paru-paru disebut dengan emboli paru. Gejala yang mungkin dirasakan antara lain:
- Nyeri di bagian dada,
- Napas memendek,
- Palpitasi atau detak jantung lebih cepat,
- Batuk berdarah,
- Sakit kepala,
- Berkeringat, dan
- Pingsan.
Pada Saluran Pencernaan
Penggumpalan darah di perut atau saluran pencernaan biasanya menimbulkan gejala-gejala, seperti:
- Sakit perut yang parah,
- Diare,
- Buang air besar bercampur darah,
- Perut kembung,
- Mual disertai muntah, dan.
- Perut membengkak.
Kamu mungkin akan menyadari gejala pengentalan darah saat terluka atau terkena sayatan. Biasanya, area yang terluka bengkak serta terasa nyeri atau gatal. Tapi, ingat, setiap orang memiliki gejala yang berbeda-beda.
Jadi, untuk mendapatkan penanganan yang tepat, segera konsultasikan ke dokter. Jika terjadi masalah yang serius, kemungkinan kamu bakal diberi obat khusus, semisal obat pengencer darah.
Diagnosis Penyakit Darah Kental
Untuk mengetahui penyakit yang diderita, dokter akan menanyakan riwayat kesehatan pasien. Karena dari situ, Beliau mungkin bisa mengetahui penyebab darah kental yang dialami.
Baru setelahnya, dokter bakal melakukan pemeriksaan lebih lanjut, yakni pemeriksaan darah di laboratorium. Tujuannya, yaitu untuk memastikan:
- Jumlah sel darah merah. Kadang disertai peningkatan sel darah putih dan trombosit.
- Jumlah hematokrit, yakni kadar sel darah merah dalam darah.
- Jumlah hemoglobin, yaitu protein tinggi zat besi yang membawa oksigen dalam sel darah merah.
- Jumlah eritropoietin alias hormon yang menstimulasi sumsum tulang untuk menghasilkan sel darah merah baru.
- Biopsi atau aspirasi sumsum tulang. Apabila hasil laboratorium menunjukkan kecurigaan akan polisitemia, sampel sumsum tulang bakal diambil dan dianalisis untuk dilakukan pemeriksaan histologi.
Pada kondisi yang tergolong darurat dan penderita tidak mampu memberikan keterangan mengenai gejala yang dialami, maka dokter akan melakukan tes-tes tertentu sesudah pemeriksaan fisik, seperti tes USG pembuluh vena, venografi dan CT scan angiografi.
Perawatan Penyakit Darah Kental
Perawatan atau penanganan penyakit darah kental tergantung kondisi yang pasien derita, mulai dari pemberian obat-obatan sampai operasi. Pengobatan juga ditentukan oleh lokasi dan tingkat keparahan polisitemia itu sendiri.
Tapi, sampai sekarang belum ada pengobatan yang bisa menyembuhkan kondisi ini secara total. Pengobatan yang dilakukan hanya bertujuan untuk membuat aliran darah menjadi normal kembali, tanpa adanya pembekuan yang abnormal.
Berikut beberapa jenis pengobatan untuk menangani penyakit darah kental.
Pemberian Obat
Ketika hasil tes menunjukkan adanya pengentalan darah, dokter biasanya akan meresepkan obat, seperti ibuprofen (Motrin atau Advil) atau acetaminophen (Tylenol). Di samping itu, Beliau juga memberikan obat pengencer darah.
Jenis obat ini bekerja dengan cara mencegah penggumpalan darah di pembuluh darah. Sebab, jika tidak segera diatasi, gumpalan tersebut dapat menghambat peredaran darah ke otot jantung dan mengakibatkan serangan jantung.
Darah yang membeku pun bisa menyumbat aliran darah ke otak, yang mana menjadi pemicu utama stroke. Obat pelancar darah sendiri hadir dalam bentuk tablet atau kapsul atau disuntikkan.
Terdapat dua jenis obat yang dijual di pasaran, yakni antikoagulan dan antiplatelet. Untuk lebih jelasnya, simak macam-macam obat pelancar darah berdasarkan golongannya di bawah!
Golongan Antikoagulan
Golongan yang pertama berguna untuk mencegah pengentalan dan pembekuan darah dengan mengulur-ulur waktu penggumpalannya. Yang termasuk dalam golongan ini di antaranya:
Enoxaparin
Pengencer darah yang satu ini bukan berbentuk tablet, melainkan suntikan atau injeksi. Ia bermanfaat untuk mencegah pembekuan darah selama operasi di area perut atau pada pasien yang sedang bedrest. Ia juga dipakai bersama dengan obat jenis lainnya, yaitu warfarin untuk mengatasi penggumpalan darah di pembuluh darah kaki.
Enoxaparin akan menjaga kelancaran aliran darah dengan mengurangi aktivitas pembekuan protein di dalam darah. Sehingga, risiko serangan jantung pun menurun. Selain itu, enoxaparin bisa dikombinasikan dengan aspirin guna mencegah angina atau nyeri di bagian dada dan serangan jantung. Merek yang digunakan biasanya Lovenox.
Heparin
Obat yang kedua, yakni heparin, berguna untuk mencegah penggumpalan darah dan kemungkinan terjadinya komplikasi jantung yang fatal. Sama seperti enoxaparin, ia juga sering dipakai untuk cegah pembekuan darah pasca operasi.
Karena obat ini efeknya lebih cepat dibanding warfarin, ia kerap diberikan di situasi darurat yang memang membutuhkan penanganan lebih cepat. Namun, penggunaan dalam jangka panjang bisa meningkatkan risiko osteoporosis.
Biasanya, dokter mengganti obat tersebut dengan warfarin untuk menyiasati efek samping tadi.
Dabigatran
Berupa tablet yang umumnya dikonsumsi untuk mencegah stroke serta penyumbatan darah, misalnya di paru-paru atau kaki, apabila penderita memiliki fibrilasi atrium atau penyakit denyut jantung tidak teratur. Kondisi tersebut menyebabkan kinerja sebagian dari jantung tidak normal. Akhirnya, terbentuk penyumbatan darah dan risiko serangan jantung atau stroke meningkat.
Obat yang hadir dalam merek Pradaxa ini menimbulkan efek samping, seperti sakit perut, mulas serta mual.
Warfarin
Ini dia obat pengencer darah yang sejak tadi disebut. Jantoven dan Coumadin adalah dua merek dagangnya. Warfarin sendiri digunakan untuk mencegah dan mengatasi pembekuan darah di pembuluh darah serta arteri dan mengobati serangan jantung atau stroke. Cara kerjanya, yaitu mengurangi pembekuan darah.
Edoxaban
Dijual dengan merek Savayasa, obat ini kerap digunakan untuk mengatasi DVT beserta komplikasinya, tak terkecuali emboli paru. Edoxaban diberikan setelah penderita menerima obat pelancar darah suntik selama 5-10 hari.
Fondaparinux
Obat antikoagulan yang terakhir, yaitu Fondaparinux. Dijual dengan merek dagang Arixtra, obat ini berfungsi untuk mengatasi penggumpalan darah yang serius di paru-paru atau kaki. Ia cuma tersedia dalam bentuk suntikan, di mana biasanya dipakai sekali sehari, tergantung kondisi penderita.
Golongan Antiplatelet
Golongan obat yang kedua bekerja dengan cara mencegah terjadinya pengumpulan jaringan-jaringan pembeku darah di pembuluh darah. Sehingga, darah tetap encer. Berikut yang termasuk golongan antiplatelet:
Aspirin
Sebagian dari kamu tentu tidak asing dengan nama ini. Ya, aspirin merupakan obat penghilang rasa sakit yang umumnya digunakan untuk mengatasi demam, sakit kepala sampai radang. Tapi, ternyata kegunaannya tidak sampai di situ saja. Ia juga bersifat antiplatelet yang bisa menghambat penggumpalan darah pada penderita stroke.
Aspilet obat pengencer darah adalah salah satu merek dagangnya. Obat berbahan utama asam asetilsalisilat ini hanya bisa dibeli di apotik dengan resep dokter. Aspilet kerap digunakan untuk mengencerkan darah serta menghambat penggumpalan darah.
Oleh karenanya, ia dapat dikonsumsi untuk melawan penyakit tromboemboli dan kardiovaskular, seperti angina pectoris stabil kronis, angina pectoris tidak stabil, stroke, stroke iskemik, stroke ringan (transient ischemic attack) dan myocardial infarct akut.
Aspilet pun direkomendasikan untuk penderita diabetes yang berisiko alami komplikasi penyakit kardiovaskular dan mempunyai kondisi-kondisi tertentu, yakni angina, serangan stroke, riwayat penyakit infarct myocardial, pernah menjalani prosedur bypass vascular, riwayat keluarga yang memiliki penyakit kardiovaskular, hipertensi, dislipidemia dan kebiasaan merokok.
Efek samping yang ditimbulkan Aspilet, antara lain masalah pencernaan, seperti perut terasa nyeri, kram atau panas, diare serta sembelit, feses terlalu gelap atau terang, urine berwarna gelap dan terkadang disertai darah, sesak napas, sakit kepala, demam dan mudah haus.
Tapi, efek samping tersebut tidak selalu muncul, kok, bahkan jarang terjadi. Hanya bila penderita mengalaminya, bisa segera menghubungi dokter supaya mendapatkan pertolongan medis.
Dipyridamole
Golongan antiplatelet yang kedua ialah Dipyridamole, yaitu obat yang diberikan untuk mencegah penggumpalan darah pasca operasi pergantian katup jantung. Obat ini biasanya dikonsumsi bersamaan dengan aspirin untuk menurunkan risiko kematian setelah alami serangan jantung. Merek Dipyridamole yang dijual di pasaran antara lain aggrenox, persantine dan premole.
Clopidogrel (Plavix)
Obat ini berguna untuk menangkal serangan jantung pada pasien jantung, stroke atau peripheral vascular (penyakit sirkulasi darah). Sama dengan Dipyridamole, ia juga kerap dikombinasikan dengan aspirin untuk meringankan sesak napas akibat serangan jantung, angina yang tidak stabil serta melawan penyumbatan darah pasca melakukan prosedur jantung, seperti pemasangan ring atau stent.
Karena Clopidogrel bekerja dengan menghambat pembekuan darah, maka jangan sampai terluka saat sedang mengonsumsinya. Sebab, ia bisa memperlambat proses pemulihan luka.
Prasugrel (Effient)
Waktu yang tepat minum obat pengencer darah Prasugrel adalah sekali sehari untuk mencegah masalah serius yang terjadi pada organ jantung dan pembuluh darah. Disarankan untuk tidak menghentikan dosis obat ini tanpa aba-aba dari dokter. Pasalnya, hal itu justru akan meningkatkan risiko pembekuan darah dan serangan jantung.
Prasugrel sendiri memiliki efek samping berupa, sakit kepala, kelelahan, batuk dan nyeri di area lengan, tungkai atau punggung.
Ticlopidine (Ticlid)
Ticlopidine merupakan alternatif obat untuk mencegah stroke bagi penderita yang tidak bisa mengonsumsi aspirin. Khususnya bagi mereka yang memasang stent implant atau ring jantung. Biasanya, dokter akan meresepkan Ticlopidine dan aspirin untuk 30 hari atau sesuai dengan keadaan penderita.
Ebtifibatide (Integrilin)
Obat ini mampu mencegah serangan jantung bagi penderita angina tidak stabil. Ia juga efektif untuk menghambat penggumpalan darah sebelum dilakukan operasi. Sehingga, prosedur memasukkan alat bedah atau membuka arteri jadi lebih lancar.
Ticagrelor
Kegunaan Ticagrelor ialah mencegah komplikasi pembuluh darah dan jantung yang berbahaya pada orang yang mengalami nyeri dada parah atau serangan jantung. Untuk mendapatkan efek tersebut, biasanya Ticagrelor diminum bersama dengan aspirin.
Obat yang hadir dengan merek Brilinta ini juga diresepkan bagi mereka yang pembuluh darahnya dipasangi pin untuk melancarkan aliran darah.
Terdapat efek samping yang ditimbulkan dari penggunaan obat-obatan di atas, di antaranya yaitu:
- Mudah memar,
- Urine berwarna pink atau merah,
- Volume darah menstruasi lebih banyak dibanding biasanya,
- Feses bercampur darah atau tampak kehitaman seperti ampas kopi dan
- Muncul area kehitaman di tangan, jari tangan, kaki atau jari kaki.
Tiap orang mengalami efek samping yang tidak sama, ada yang ringan hingga serius. Pastikan untuk senantiasa kontrol ke dokter selama mengonsumsi obat-obatan tersebut, apalagi penderita memiliki riwayat hipertensi, diabetes, gagal jantung, masalah keseimbangan dan gangguan hati atau ginjal.
Operasi
Ketika pemberian obat-obatan tidak efektif, maka alternatifnya ialah operasi. Prosedur yang direkomendasikan oleh dokter ialah trombosis intra-arterial. Terapi ini cocok untuk penderita stroke iskemik akut, terutama yang berusia lanjut. Tujuannya ialah untuk mencegah penyumbatan darah dan munculnya komplikasi terkait kondisi tersebut.
Di samping itu, dokter mungkin akan menyarankan prosedur penempatan penyaring atau filter dalam pembuluh vena. Jadi, darah yang menggumpal tidak bergerak ke organ tubuh lainnya, seperti paru-paru atau jantung.
Sayangnya, sampai sekarang belum ada terapi yang bisa memulihkan kondisi penderita seratus persen. Metode penangangan polisitemia di atas hanya bertujuan untuk mengurangi gejala serta memperpanjang harapan hidup penderita.
Obat Pengencer Darah Alami
Selain cara-cara di atas, penderita bisa mencoba obat pengencer darah alami dari bahan-bahan yang mudah dijumpai. Pastinya, ramuan tersebut tidak menimbulkan efek samping yang serius. Apa saja, sih?
Bawang Putih
Salah satu bumbu dapur yang mampu memberikan cita rasa khas pada masakan ini sejak dulu memang terkenal akan khasiatnya dalam mengusir berbagai penyakit. Sebab, ia mempunyai sifat antibiotik alami serta antimikroba.
Diketahui dalam satu siung bawang putih, terdapat alisin, yakni senyawa aktif yang berperan sebagai antikoagulan. Hal ini dibuktikan oleh sebuah studi terhadap bubuk bawang putih yang tak berbau, di mana hasilnya menunjukkan adanya aktivitas antitrombotik.
Antitrombotik sendiri ialah senyawa yang bisa mengurangi penggumpalan darah. Meski demikian, efek bawang putih untuk mengencerkan darah hanya sebentar. Jika ingin menjajalnya, konsultasikan ke dokter terlebih dulu, ya!
Kunyit
Sama seperti bawang putih, rimpang yang satu ini juga dipercaya sebagai antibiotik alami. Ia mengandung kurkumin yang manfaatnya tak terhitung, salah satunya, yaitu sebagai antikoagulan.
Khasiat kunyit sebagai pengencer darah telah dibuktikan dalam sebuah studi mengenai aktivitas antikoagulan pada rempah tersebut. Senyawa kurkumin yang terkandung mampu mencegah penggumpalan darah dengan cara menghambat faktor-faktor penyebabnya.
Jahe
Tidak berbeda dengan dua bahan sebelumnya, jahe telah dikenal sebagai obat tradisional sejak berabad-abad yang lalu. Rempah ini mengandung asam asetilsalisilat yang terkenal ampuh untuk mengencerkan darah.
Efeknya bisa didapatkan dengan berbagai cara, baik dikonsumsi mentah-mentah, diambil sarinya atau dijadikan bumbu makanan. Tapi, efektivitas jahe untuk mencegah pembekuan darah masih memerlukan penelitian lebih lanjut.
Kacang Almond
Kacang almond terkenal sebagai makanan yang baik untuk mencegah penuaan dini. Namun, siapa sangka bila ia juga dapat dijadikan pengencer darah alami. Hal tersebut dikarenakan adanya vitamin E yang tergolong antikoagulan ringan. Efek yang dirasakan tergantung dosis pemakaian.
Meski demikian, belum ada studi yang menjelaskan jumlah vitamin E yang aman untuk dikonsumsi oleh penderita penyakit darah kental. Oleh karenanya, sebelum mengonsumsi kacang almond sebagai pelancar darah, pastikan telah berkonsultasi ke dokter terlebih dulu.
Selain kacang almond, makanan lain yang mengandung vitamin E tinggi ialah biji-bijian, biji bunga matahari, minyak bunga matahari dan minyak biji gandum.
Jus Buah
Mengonsumsi buah-buahan sangat baik untuk kesehatan. Pasalnya, mereka mengandung nutrisi berlimpah yang dibutuhkan tubuh untuk menjalani aktivitas sehari-hari dan meningkatkan kualitas hidup. Beberapa penyakit bahkan dapat disembuhkan dengan mengonsumsi buah tertentu. Salah satunya ialah polisitemia.
Caranya, bisa dikonsumsi secara langsung atau dijadikan jus buah untuk pengencer darah. Berikut jenis-jenis buah yang digunakan untuk mencegah darah kental.
Nanas
Buah yang memiliki rasa masam ini kerap dimanfaatkan untuk menurunkan kadar kolesterol. Hal itu tidak lepas dari peran vitamin C dan bromelain, yaitu enzim proteolitik yang terdapat di bagian batang serta buah nanas.
Tak hanya efektif untuk memangkas kadar kolesterol tinggi, bromelain juga bisa bantu cegah pembekuan darah dan pembentukan plak di arteri, loh! Menurut sebuah penelitian yang dilakukan pada tahun 2012, bromelain yang terkandung dalam buah nanas mampu menghambat pembentukan fibrin alias protein yang memicu penggumpalan darah.
Anggur Ungu atau Anggur Merah
Selain enak, ternyata buah anggur memiliki banyak manfaat. Salah satunya untuk mengatasi penyakit darah kental. Flavonoid yang terdapat dalam anggur ungu dinilai ampuh untuk mencegah pembekuan darah.
Jika dikonsumsi secara tepat, yakni 5-7 buah per hari, buah tersebut dapat menstabilkan kekentalan darah dalam tubuh.
Kiwi
Buah yang populer di Selandia Baru ini sering dikonsumsi oleh mereka yang menjalani program penurunan berat badan. Ia juga diyakini mampu meningkatkan kesehatan organ jantung.
Dikatakan bahwa orang yang memakan 2-3 buah kiwi per hari memiliki tekanan darah yang normal karena risiko pembekuan darah berkurang. Jusnya pun baik untuk melancarkan peredaran darah, loh!
Mangga
Siapa, sih, yang tidak suka mangga? Buah yang rasanya manis-asam segar ini selalu diburu para penggemar ketika musimnya tiba. Siapa sangka bila buah tersebut dapat menjadi obat pengencer darah alami.
Selayaknya kacang almond, mangga pun mengandung vitamin E yang berperan sebagai antikoagulan untuk mencegah darah menggumpal. Vitamin E dalam buah mangga juga bisa menghambat trombosit yang jumlahnya melebihi batas. Ingat, trombosit yang berlebihan dapat membahayakan kesehatan.
Tomat
Tidak sulit untuk menemukan buah ini di rumah, terutama di dapur orang yang hobi memasak. Biasanya, buah tomat dijadikan bahan sambal atau saus. Ia menciptakan rasa yang sedikit masam pada setiap masakan.
Di balik perannya tersebut, tomat ternyata mengandung senyawa bromelain, seperti yang terdapat pada buah nanas. Mengonsumsi 3-5 tomat per hari membantu tubuh memperoleh asupan gizi. Sehingga, pembekuan darah bisa dicegah.
Bahan-bahan alami pengencer darah di atas belum betul-betul teruji secara klinis. Tak hanya itu, efeknya pun tak bisa dibandingkan dengan obat-obatan yang sudah disebutkan. Mengonsumsinya terlalu banyak juga sangat tidak dianjurkan. Alih-alih sembuh, penderita malah berisiko alami kondisi yang lebih parah.
Maka dari itu, konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakannya untuk mencegah darah menggumpal.
Cara Mencegah Penyakit Darah Kental
Selain penanganan dengan obat dan operasi, penderita polisitemia bisa melakukan perawatan mandiri di rumah untuk mencegah penggumpalan darah. Tentunya dengan menerapkan pola hidup sehat, seperti:
Bergerak Secara Aktif
Olahraga merupakan salah satu cara untuk menjaga kondisi tubuh tetap prima dan terhindar dari berbagai penyakit, termasuk polisitemia. Usahakan untuk berolahraga minimal 30 menit per hari.
Hindari terlalu lama duduk. Jika keadaan memaksakan kamu untuk duduk dalam waktu lama, misal saat di kantor atau bepergian dengan kendaraan umum, lakukan peregangan setiap 2-3 jam sekali.
Sebab, bila tidak, akan terjadi gumpalan darah, terutama di tungkai. Kemudian menyebar ke organ-organ lain dan menyebabkan pembuluh darah pada organ tersebut tersumbat.
Mengubah Pola Makan
Ubah pola makanmu, dari yang awalnya serba cepat saji, menjadi yang kaya akan gizi. Terapkan diet sehat dengan mengonsumsi makanan rendah gula, lemak jenuh serta sodium. Perbanyak makan buah dan sayur yang mengandung vitamin E serta omega-3.
Mencukupi Kebutuhan Air Putih
Kekurangan air putih bisa mengakibatkan darah mengental dan penyempitan pembuluh darah. Sehingga, bakal meningkatkan risiko darah menggumpal. Oleh karenanya, pastikan kebutuhan cairan tubuhmu terpenuhi dengan mengonsumsi 8 gelas air putih per hari. Apabila tubuh terhidrasi, sirkulasi darah pun akan lebih lancar.
Hindari Rokok
Rokok memang berbahaya bagi kesehatan. Benda kecil ini bisa merusak kesehatan organ-organ tubuh, seperti paru-paru dan jantung. Ia juga menjadi penyebab darah mengental. Makanya, buat kamu yang jadi perokok aktif, sebaiknya berhenti atau menguranginya secara perlahan.
Menggunakan Stocking Kompresi
Pernah mendengar nama benda ini? Ia digunakan untuk melancarkan aliran darah di tungkai. Biasanya, digunakan oleh pasien yang opname di rumah sakit dalam waktu lama, wanita hamil atau orang yang bepergian dengan pesawat terbang. Mereka yang punya riwayat diabetes, DVT serta varises juga disarankan untuk mengenakannya.
Bila tidak ditangani dengan tepat, penggumpalan darah bisa menyumbat aliran darah dan mengganggu kinerja organ-organ tubuh. Kondisi yang demikian akan menyebabkan masalah kesehatan nan lebih berbahaya.
Jadi, jika kamu memiliki faktor risiko dan mengalami gejala-gejala yang disebutkan, segera lakukan pemeriksaan kesehatan. Dengan mengetahui kondisimu, dokter akan lebih mudah untuk menentukan metode pengobatan serta pencegahan yang sesuai. Bisa dengan obat pengencer darah atau prosedur lainnya.