Infosehatkeluarga.com | Sakit perut kapan harus ke dokter? Perut Anda sakit? Mungkin Anda bertanya-tanya, apakah ada pilihan lain selain ke dokter? Jawabannya tergantung pada apa yang menyebabkan gejala sakit perut tersebut muncul. Penting untuk berkonsultasi dengan petugas medis jika Anda mengalami gastrointestinal kronis, namun ada juga gejala sakit perut yang hanya membutuhkan perubahan gaya hidup untuk membantu meredakannya.
Sakit perut kapan harus ke dokter?
-
Acid reflux.
Acid reflux atau GERD adalah singkatan dari Gastroesophageal reflux disease merupakan penyakit saluran pencernaan akibat asam lambung yang naik ke esofagus (
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan sendiri untuk mengatasi masalah tersebut.
Pertama, Pastikan Anda tidak makan atau minum sebelum tidur. Selain itu, hindari mengonsumsi alko**hol, kafein, makanan berlemak dan mero**kok.
Secara umum, dokter akan menyarankan:
- Menghindari makanan yang dapat memicu acid reflux
- Tidak makan terlalu banyak sebelum tidur
- Mengangkat kepala saat tidur
- Dan yang terpenting, menurunkan berat badan
- Selain itu, Anda harus memperhatikan konsumsi makanan. Makan dan kunyah makanan dengan perlahan.
-
Iritable Bowel Syndrome (IBS)
Irritable bowel syndrome (IBS) merupakan salah satu jenis gangguan pada sistem pencernaan. Penyakit kronis ini akan menyerang usus besar dan bisa sembuh dan kambuh lagi selama bertahun-tahun atau bahkan seumur hidup. Kondisi ini diduga disebabkan oleh kerusakan fungsi syaraf yang mengendalikan fungsi dan persepsi intestinal.
Gejalanya meliputi:
- Mual
- Kembung
- Diare
- Sembelit
- Kram
Seringkali gejala tersebut hilang setelah buang air besar.
Masalah besar bagi sebagian besar orang yang menderita IBS ialah stres. Jadi, segala sesuatu yang menenangkan stres, termasuk olahraga, latihan kesadaran, dan meditasi, dapat memperbaiki gejala tersebut. Mengonsumsi makanan berserat juga bisa membantu meringankan gejala penyakit ini.
-
Ulkus / Ulcers
Ulkus merupakan luka yang berkembang di lapisan perut atau duodenum. Gejalanya yaitu dengan rasa sakit yang membakar yang kadang muncul dan hilang, dan mungkin memburuk saat Anda lapar dan mungkin merasa lega pada saat makan. Ulkus dapat disebabkan oleh obat anti-inflamasi atau aspirin. Jika Anda mengalami gejala ini, hindari obat-obatan tersebut. Beberapa pasien mengalami kondisi ini sebagai akibat bakteri H. pylori [Helicobacter pylori].”
Pengobatan ulkus yang disebabkan oleh H. pylori dengan menggunakan antibiotik.
-
Intoleransi laktosa
Jika Anda tidak cukup menghasilkan enzim yang dibutuhkan untuk mencerna laktosa dalam produk susu, Anda mungkin mengalami mual, kembung dan kram setelah mengonsumsinya. Salah satu solusinya ialah minum susu yang mengandung pengganti laktosa. Anda juga bisa mengonsumsi keju.
-
Penyakit celiac
Orang dengan penyakit celiac tidak bisa mentoleransi gluten. Penyakit ini merupakan kondisi autoimun di mana tubuh salah mengenali senyawa yang terkandung di dalam gluten sebagai ancaman bagi tubuh. Maka sistem imun tubuh menyerangnya dan mengenai jaringan tubuh yang sehat.
Protein, yang ditemukan dalam gandum, gandum hitam, dan barley, memulai respons kekebalan tubuh secara otomatis pada orang-orang dengan penyakit ini yang dapat menyebabkan kerusakan pada usus kecil dan mengganggu penyerapan nutrisi.
Pada beberapa orang dengan penyakit ini, satu-satunya manifestasi adalah kekurangan zat besi atau perkembangan osteoporosis yang menghasilkan penyerapan kalsium selama bertahun-tahun. Pada sebagian orang, penyakit ini bisa menyebabkan kembung, penurunan berat badan dan masalah pada pertumbuhan dan perkembangan. Seringkali orang dengan penyakit celiac menjadi keluarga kerdil karena mereka memiliki kesulitan menyerap nutrisi. Pengobatannya ialah dengan menghindari makanan yang mengandung gluten, dan disarankan untuk berkonsultasi dengan ahli gizi profesional untuk mendapatkan saran.
Demikianlah artikel mengenai Sakit perut kapan harus ke dokter? Semoga bermanfaat. Selain artikel di atas, Anda juga perlu membaca 4 Tips Atasi Sakit Perut Tanpa Harus Ke Dokter