
Tanaman ubi jalar (Ipomoea batatas L) merupakan salah satu tanaman umbi-umbian yang banyak kita jumpai di Indonesia. Tanaman ubi jalar sendiri merupakan jenis ubi–ubian dan tergolong tanaman semusim (berumur pendek) dengan susunan utama terdiri dari daun, batang, buah, ubi, dan biji yang merupakan komoditas pangan yang telah dikenal oleh masyarakat luas. Selain umbinya yang merupakan sumber karbohidrat, ternyata daun tumbuhan ini memiliki banyak khasiat, salah satunya untuk meningkatkan jumlah trombosit pada penderita Demam Berdarah Dengue (DBD).

Ketika musim penghujan tiba, salah satu penyakit yang harus diwaspadai ialah penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Penyakit Demam Berdarah dapat dikategorikan sebagai salah satu penyakit berbahaya yang sering menyerang masyarakat di Indonesia. Penyakit demam berdarah merupakan penyakit tropis yang diakibatkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti pembawa virus dengue. Virus dengue yang ditularkan oleh Aedes aegypti masuk ke tubuh manusia dan menyerang monosit, yang merupakan salah satu tipe sel darah putih yang berperan membangun kekebalan tubuh. Hal ini menyebabkan kadar trombosit dalam darah akan berkurang. Jika jumlah trombosit dalam darah berkurang, akan menyebabkan terjadinya pendarahan. Ciri khas ini terlihat pada penderita dengan adanya bercak-bercak merah pada kulit. Penderita dapat mengalami syok dan apabila tidak segera ditangani dapat menyebabkan kematian.
Sejak bertahun-tahun yang lalu masyarakat Philipina yang menyebut daun ubi jalar ini dengan sebutan “kamote” atau “camote” dan telah menggunakan daun ini dalam pengobatan. Dalam penelitian diketahui bahwa secara ilmiah, Damayanti (2011) meneliti bahwa daun ubi jalar yang biasa disingkat ‘Daun Ular’ dapat meningkatkan jumlah trombosit dikarenakan kadar flavonoid dan tannin yang dapat meningkatkan aktivitas trombosit pada penderita demam berdarah. Selain itu, menurut penelitian Sulastri (2013) daun ubi jalar memiliki aktivitas antioksidan yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan alfa tokoferol yang merupakan senyawa populer antioksidan.
Untuk membuat obat ini juga sangat praktis, selain daun ubi jalar mudah didapatkan, cara meramunya pun sangat mudah. Petik 20 daun ubi jalar dengan tangkai setara 200 – 250 gram pilihlah daun yang tidak terlalu tua dan tak terlalu muda (sekitar 4 – 5 daun dari pucuk).
Setelah dibersihkan daun direbus dalam satu liter air dengan api kecil hingga mendidih (kira-kira 20 menit). Sebanyak 800 – 900 mililiter air rebusan daun tersebut kemudian disaring dan diminum dalam beberapa kali pakai. Dosis sekali minum 200 ml dengan frekuensi 5 kali semalam.
Banyaknya manfaat tanaman obat di sekitar kita maka tidak ada salahnya kita untuk mulai lagi aktif menanam Tanaman Obat Keluarga (TOGA), karena tanaman ini merupakan tanaman yang mudah tumbuh di mana saja di wilayah Indonesia dan sangat bermanfaat bagi kesehatan, selain umbinya sangat nikmat untuk disantap.