
Pada saat anak saya yang bungsu terpapar COVID-19 pada 16 Agustus 2021 dan diisolasi di Rumah Sakit, salah satu obat yang diresepkan dokter untuknya ialah Zibramax sirup.
Zibramax sirup merupakan salah satu obat yang tergolong obat keras, namun masih dijual di beberapa apotek dan toko online. Obat ini memang punya banyak kegunaan, tetapi hanya boleh diminum bila memiliki resep dokter dan di bawah pengawasan profesional saja.
Zibramax tersedia dalam 2 jenis, tablet strip dan sirup 15 ml. Umumnya, obat ini diberikan kepada anak-anak yang mengalami masalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Tapi obat ini juga bisa diberikan untuk orang dewasa untuk kasus tertentu.
Karena Zibramax merupakan obat keras, mari pelajari dulu apa saja kegunaan dan kandungannya dalam artikel berikut ini sebelum mengonsumsinya.
Apa itu Zibramax?
Zibramax adalah obat yang memiliki kandungan azithromycin. Umumnya, dalam tiap zibramax terkandung 200 mg hingga 500 mg azithromycin.
Azithromycin sendiri adalah obat yang biasa digunakan untuk menghentikan pertumbuhan bakteri seperti pada infeksi pernapasan, infeksi di alat kelamin, infeksi mata dan kulit, dan masih banyak lagi. Dan seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, azithromycin hanya boleh dikonsumsi di bawah pengawasan dokter.
Hal tersebut dikarenakan azithromycin memiliki efek samping yang bisa membahayakan bila dikonsumsi tanpa mengikuti aturan. Selain itu, kandungan di dalam zibramax juga bisa membahayakan bila dikonsumsi oleh orang yang punya riwayat alergi.
Selain dalam tablet dan sirup, zibramax juga tersedia dalam bentuk lain. Misalnya:
- Zibramax kapsul
- Zibramax suntik
- Zibramax suspensi
Umumnya, zibramax sirup hanya diberikan untuk anak di bawah usia 15 tahun atau untuk mereka yang belum bisa minum tablet dan kapsul.
Sedangkan zibramax kapsul diberikan untuk orang dewasa, sebab dosisnya lebih tinggi. Beberapa dokter mungkin ada juga yang memberi dalam bentuk kapsul dalam kasus tertentu.
Untuk zibramax suspensi dan suntik, hanya tersedia di rumah sakit atau apotek dan klinik khusus. Karena pemberian keduanya harus benar-benar dilakukan oleh profesional. Mencampurkan zibramax dengan obat lain hanya boleh dilakukan di bawah pengawasan dokter yang bertanggung jawab saja.
Zibramax Obat untuk Apa?
Sebelumnya sudah disinggung bahwa Zibramax Sirup adalah obat untuk penyakit yang berkaitan dengan infeksi bakteri di dalam tubuh, misalnya:
- Infeksi telinga
- Bronkitis
- Amandel
- Faringitis
- Sinusitis
- Infeksi kulit
Beberapa kasus pneumonia juga ada yang diberikan Zibramax sebagai obat pendukungnya. Sebab Pneumonia salah satunya disebabkan oleh infeksi bakteri dan virus yang ada di paru-paru.
Obat ini bekerja dengan cara mengikat ribosom pada bakteri yang dapat memperlambat pertumbuhannya. Ketika bakteri tidak bisa mentransplantasi mRNA, maka jumlah mereka tidak akan bertambah sebanyak jumlah normal.
Meskipun begitu, Zibramax bukanlah obat yang membasmi bakteri dan virus. Artinya obat ini tidak bisa menghilangkan bakteri di dalam tubuh, melainkan hanya menjaga agar pertumbuhan bakteri tidak semakin parah saja.
Itulah mengapa, Zibramax sirup maupun tablet tidak bisa digunakan sendirian. Umumnya obat ini akan diberikan obat penyerta berupa anti bakteri dan pereda infeksi khusus oleh dokter. Tanpa obat penyerta yang tepat, Zibramax tidak akan bisa bekerja dengan efektif dan menyembuhkan penyakit pasien yang mengkonsumsi.
Selain untuk infeksi pernapasan, obat ini juga digunakan untuk bakteri yang menyebabkan infeksi di kulit, khususnya di area kemaluan atau STD (Se**xual Transmitting Disease).
Cara kerjanya pun sama, Zibramax akan menahan pertumbuhan bakteri penyebab infeksi tersebut. Sehingga kondisinya tidak semakin parah dan menurunkan resiko penularan pada orang lain.
Dosis Zibramax
Zibramax tersedia dalam 2 versi, yaitu kaplet dan sirup.
Untuk Zibramax kaplet, dosis tiap kemasannya adalah seperti berikut:
- 500 gram Azithromycin
- Kemasan Strip
- 3 kaplet dalam setiap strip
Sedangkan untuk ZIbramax sirup, komposisi tiap kemasannya ialah berikut:
- 200 gram Azithromycin per ml
- Kemasan botol 15 ml
Sedangkan untuk dosis pemakaiannya, perlu disesuaikan dengan berat badan serta kondisi penyakit yang diderita oleh pasien. Pasien dengan kasus yang berbeda membutuhkan dosis obat yang berbeda pula.
Sebagai contoh, kasus paru-paru basah atau pneumonia pada anak dengan berat badan di bawah 50 Kg tentu membutuhkan dosis yang lebih ringan dibandingkan untuk kasus infeksi STD.
Bagaimana Cara Pemakaian Zibramax?
Cara memakai obat antibiotik ini tidak berbeda dengan obat lainnya. Untuk Zibramax sirup atau cair, Anda bisa langsung memberikan ke anak sesuai arahan dokter.
Sedangkan untuk yang kapsul, pemakaiannya bisa dilakukan dengan 2 cara. Yang pertama ialah dengan ditelan langsung bulat-bulat, atau dengan cara dihancurkan dulu dan menjadi puyer atau bubuk.
Biasanya dokter akan membuat Zibramax kaplet menjadi bubuk puyer untuk pasien yang belum bisa minum obat tablet.
Dalam kasus tertentu, dokter juga akan membuat ZIbramax menjadi bubuk bila memang dosis yang diperlukan lebih kecil dari ½ kaplet utuh. Membuat kaplet jadi bubuk seperti ini biasanya diberikan untuk pasien dengan infeksi bakteri ringan dan pertumbuhannya masih bisa tertahan.
Selain itu, obat ini bisa digunakan sebelum dan sesudah makan. Jadi tidak masalah bila Anda ingin meminumnya kapan pun, asalkan tidak melebihi dosis yang sudah ditentukan.
Untuk lebih jelasnya, Anda bisa menanyakan langsung bagaimana pemakaian Zibramax yang perlu dilakukan setiap hari kepada dokter masing-masing. Karena seperti yang sudah disebutkan tadi, obat ini hanya boleh diberikan di bawah pengawasan dokter dan setiap kasus membutuhkan dosis yang berbeda.
Apakah Zibramax punya Efek Samping?
Setiap obat pasti memiliki efek samping, apalagi pada obat kimia. Tidak terkecuali juga dengan Zibramax. Salah satu alasan kenapa obat ini harus digunakan di bawah pengawasan dokter ialah karena efek samping yang ditimbulkan bisa cukup berbahaya.
Untuk efek samping ringan, Anda mungkin hanya akan merasakan gejala seperti:
- Sakit perut
- Diare ringan hingga sedang
- Sakit kepala dan pusing
- Mual
- Tidak nafsu makan
Namun untuk pasien dengan penyakit imunitas bawaan, seperti HIV dan AIDS, efek samping tersebut bisa memperparah masalah kesehatannya.
Selain itu, ZIbramax juga tidak boleh digunakan untuk pasien yang punya masalah komplikasi berupa:
- Masalah gangguan otot
- Masalah pada detak jantung
- Masalah pada ginjal
- Masalah pada liver atau hati
Jika diberikan pada pasien dengan masalah kesehatan di atas, akan terjadi penurunan efektivitas obat, penurunan daya serap obat pada tubuh, hingga memperburuk masalah kesehatan karena memengaruhi detak jantung, otot, serta liver.
Sedangkan untuk penggunaan oleh ibu hamil, masalah ini masih jadi perdebatan di dunia kedokteran. Zibramax sendiri dikategorikan sebagai obat Kategori B, artinya tidak memengaruhi janin. Tetapi pengkategorian tersebut baru dilakukan berdasarkan riset ke hewan saja.
Oleh karena itu, konsuitasikan dulu ke dokter kandungan bila memang dokter Anda menyarankan menggunakan obat ini.
Akhir Kata
Itulah dia pembahasan mengenai ZIbramax sirup dan apa saja kegunaannya. Meskipun obat ini banyak dijual di toko online, jangan coba-coba mengonsumsinya tanpa tahu aturan yang jelas dan resep dokter.