Kanker serviks atau leher rahim merupakan salah satu penyakit yang menjadi momok di dalam masyarakat, karena merupakan penyumbang terbesar dari penyebab kematian pada wanita. Mungkin sudah banyak yang mengetahui bahwa saat ini terdapat cara pencegahannya, yaitu melalui Imunisasi / Vaksin. Lalu, perlukah kita melakukan vaksin tersebut, kapan sebaiknya diberikan dan bagaimana cara mendapatkannya?
Vaksin untuk mencegah kanker serviks itu ialah vaksin yang berfungsi untuk melindungi tubuh kita dari HPV (Human Papilloma Virus), yang merupakan penyebab utama dari kanker serviks. HPV merupakan sekelompok virus yang terdiri lebih dari 150 tipe. Yang bisa menyebabkan kanker serviks ada kurang lebih 30 tipe, yaitu tipe 16, 18, 52, 53, 45 dan masih banyak yang lainnya. Terdapat dua jenis vaksin yang telah disetujui oleh The Food and Drug Administration (FDA), Cervarix yang merupakan vaksin khusus untuk pencegahan kanker serviks yang hanya dapat melindungi terhadap HPV tipe 16 dan 18 serta Gardasil yang juga bisa berfungsi untuk melindungi dari HPV tipe 6 dan 11 yang merupakan tipe yang dapat mengakibatkan penyakit kutil k*lamin. Kedua vaksin tersebut telah terbukti dapat mencegah kanker serviks hingga kurun waktu 8 tahun (merupakan waktu dilakukannya penelitian), walaupun masih dilakukan penelitian yang lebih lanjut untuk mengetahui berapa durasi waktunya, besar kemungkinan bisa melindungi dalam jangka waktu lebih lama.
Vaksin ini diberikan secara intramuscular (ke dalam otot), biasanya pada daerah lengan atas. Suntikan terbagi menjadi 3 selama 6 bulan, yang dilakukan pada bulan ke 0 (pertama kali dilakukannya vaksin), bulan 1 (sebulan dari pertama kali vaksin) , dan bulan 6 (6 bulan dari yang pertama). Vaksin hanya efektif diberikan sebelum terjadi infeksi HPV, karena itu, penerima vaksin sebelumnya mendapatkan skrining / pemeriksaan untuk mendeteksi dan mengetahui keadaaan serta kelainan-kelainan yang ada. Pemberian vaksin dianjurkan sebelum wanita aktif secara s*ksual yaitu usia 9-26 tahun. Untuk usia yang lebih lanjut tetap dapat diberikan vaksinasi jika belum terjadi infeksi karena penelitian belum membuktikan bahwa vaksin dapat mengobati.
Efek samping dari vaksin ini ialah sebagian kecil orang memiliki alergi terhadap Gardasil yang menyebabkan pingsan untuk sementara waktu, tapi tidak ada kasus yang serius, hanya ditakutkan terjadi cedera kepala karena terjatuh saat pingsan. Untuk kasus yang sering terjadi ialah rasa nyeri di daerah suntikan dalam jangka waktu singkat. Setelah vaksinisasi harus tetap berada dalam keadaan duduk atau berbaring selama 15 menit untuk dilakukan pengamatan pasca vaksinasi untuk memastikan ada atau tidaknya efek samping dari penyuntikan Vaksin HPV.
Baca juga:
- Pap Smear : Pengertian, Manfaat dan Langkah Pemeriksaan
- Mengapa Meski Sudah Divaksin Wanita Tetap Harus Rutin Papsmear?
- Catatan Seorang Gadis Yang Terkena Kanker Leher Rahim Di Usia 24 Tahun
- Fakta-Fakta Tentang Kanker Rahim dan Cara Mencegahnya
Sebenarnya vaksin tidak menjamin kita bisa bebas sepenuhnya dari kanker leher rahim karena untuk jenis HPV tipe lain selain 16 dan 18 belum ditemukan vaksinnya. Namun, Vaksinasi terbukti bisa mengurangi risiko kanker serviks dan berpotensi untuk mengurangi angka kematian akibat kanker serviks sebanyak dua – pertiga wanita. Selain dari vaksin sebenarnya kita bisa mencegah dari kanker serviks dengan melakukan gaya hidup sehat dan juga pemeriksaan skrining dini kanker serviks (Pap smear atau IVA) secara berkala untuk penanganan yang lebih awal.
Vaksin dapat anda lakukan di klinik, rumah sakit atau tempat praktek dokter terdekat. Untuk Harga dari vaksin berbeda sesuai dengan tempat yang menyediakan layanan vaksinasi. Namun, untuk perkiraan, harga vaksin HPV di amerika ialah sekitar $ 130 per dosis. Jadi mungkin sekitar 1,5 hingga 3 juta rupiah.